Festival Danau Sentarum : Harmoni Budaya Dayak dan Melayu
Ada yang pernah denger Danau Sentarum? Gue juga baru tau pas ditugasin ke Kalimantan ini, pokoknya itu danau super luas yang ada di Kapuas Hulu.
Nah ceritanya sudah lama ingin pergi kesana, namun apa boleh buat karena penempatanku agak deket Putussibau jadinya cuma bisa lihat foto- foto Izza yang tugas ngajar di Kecamatan Selimbau sebelah Sentarum. Tapi akhirnya kesempatan itu datang jugaa! Festival Danau Sentarum yang mendadak diundur entah apa alesannya jadi tanggal 12-15 Desember 2013 sukses diselenggarakan di daerah Lanjak. Sebenarnya lokasi festival agak jauh dari danaunya, jadi ya.. agak-agak peer buat liat langsung danaunya (fyi disini belum ada transport umum jadi DL kalau ga punya transportasi pribadi,heheu.)
Setelah 5 jam perjalanan naik bus dari Putussibau kami ber-7 (minus Izza, Ana, dan Furqan) sampai di Lanjak! Kali ini yang jadi korban direpotkan kami adalah Pak Johani, kapolres Lanjak, yang merelakan sebagian rumahnya jadi tempat tidur kami. Maaf ya pak suka bikin ribut dan berantakan ;p
Lomba menumbuk padi, sampan, tari dan lagu Dayak serta Melayu, melukis perisai, menganyam bubu (perangkap ikan dari bambu), mendongeng dan menyumpit adalah sebagian isi acara festival. Bagi kami yang pendatang, melihat seni dan budaya setempat sangatlah menarik. Dua suku utama disini adalah Dayak dan Melayu. Perbedaan suku ini kerap dikaitkan dengan perbedaan agama, hal yang turut mempengaruhi adat dan visualisasi kedua suku tersebut. Pakaian Dayak yang terbuat dari untaian apik koin dan manik berwarna-warni kontras bertemu dengan pakaian Melayu, kain yang menutupi seluruh tubuh. Gambus khas Melayu dan sape khas Dayak pun memberikan warna musik tersendiri yang unik terdengar di telinga.
Selain jadi penonton, kami diberi slot untuk mengisi stand. Meski ala kadarnya dan tampilannya agak pas-pasan, stand IM ramai dipenuhi anak-anak dari pagi sampai sore. Beberapa desain flyer pun dibagikan untuk sosialisasi ide ke masyarakat. Lumayan ajang publikasi gratis 🙂
Selesai festival ga afdol dong kalau belum keliling Danau Sentarum, namanya aja FDS, ya ga? Kami ber-8 (sudah ada Izza) lalu menyewa 2 tampel (sepit 40 PK) untuk pergi ke Pulau Melayu dan Pulau Terkenang. Ternyata Danau Sentarum memang luassss…. banget! Berasa di laut deh pas melintas, mana airnya biru pantulan langit. Cantik.
Sayang tidak dianjurkan berenang di tengah danau karena arus kuat dan kedalamannya tidak terukur. Bahkan kalau lagi badai bisa ada gelombang 3-4 meter loh! Untuk yang ingin menyaksikan, Festival Danau Sentarum rencana akan diadakan 2 tahun lagi, 2015. Boleh meh jadi destinasi backpacker yang ga mainstream.
Catatan Pengeluaran :
Bus Putussibau-Lanjak : Rp 120.000,-
Sepit sampai ke Pulau Terkenang : Rp 800.000,-/sepit, muat 5 orang
Makan : Rp 25.000,- – Rp 30.000,- berhubung lagi acara kali ya jadi mahal meriah
Danaunya keren euy.
Eh ada satu pertanyaan… itu fotonya pakai dslr apa? keren abis itu. fokusnya dapet semua. sayang yang lomba menumbuk padinya dari belakang.
Makasih.. 😀
Pakai Canon 450D, belum kesampean beli yang level atasnya, hehe. Iya,, ada yang dari depan tapi fokusnya ga oke, maklum ruangannya emang rada gelap
keren… 450D.
wah, saya ada plan ikut indonesia mengajar juga setelah lulus nanti, by the way nice posting, sukses selalu 🙂 salam kenal dari bandung,
chandra
Yuk join, seru!! Makasih, tos heula atuh sesama urang Bandung! 😀